marentekdennis'
21.5.13
Cuma Soal Percaya, Apa Enggak
Pernah denger kutipan yang cukup menggelitik kayak gini: "lo muda, dan lo bisa lakukan apa saja". Jika Anda setuju, hati-hati. Anda bisa jadi belum matang dan labil serta gampang terpengaruh oleh slogannya syaiton yang satu ini, itu berarti anda ABABIL. Ya, ababil. Gua bukan bilang lo yang muda ga bisa ngelakuin apa aja, ya. Tapi gua menekankan kewaspadaan agar jangan sampe lo (atau, kita), yang muda ini, justru malah jatohnya bertindak semena-mena, gak ada aturan. Walau pasti kita jenuh sih sama keteraturan, tapi sekali lagi, hati-hati. Kita sebagai yang (akan/sedang/telah) memasuki fase dewasa mesti tau, peraturan dibikin buat dilanggar, tapi dipatuhi. And I agree.
Sekarang gua bicara diluar konteks dari apa yang udah gua tulis diatas. Secara usia, bentar lagi gua 20. Secara kedewasaan, gua akui, gua masih terus belajar. Tapi diluar itu semua, gua punya impian yang gua tancapkan di langit-langit otak gua untuk gimana caranya supaya gua raih. Baik yang HARUS gua capai sebelum gua lulus kuliah nanti, atau juga HARUS gua capai sebelum gua mati. Bukannya ngotot, tapi gua meyakini bahwa semua impian gua cuma berjarak 5 cm dari kening, dan itu, gak akan pernah lepas dari mata gua. Karena impian, cuma soal gua percaya, apa enggak.
Gua percaya kok, gua bisa selesain pelayanan gua sampai 2 tahun lagi. Gua percaya bisa selesai tepat waktu 2015 nanti. Gua percaya bisa tetep stabil dapet IP diatas 3. Gua percaya gua bisa menikmati keindahan alam Indonesia dengan mata kepala gua sendiri. Gua percaya gua bakal bisa punya studio musik sendiri. Gua percaya bisa keluar negeri dan nonton bola disana. Gua percaya gua punya jodoh yang nanti suatu hari bakal gua nikahin, Gua percaya gua bisa struggle dan survive di tempat kerja. Gua percaya gua bisa memberi sumbangsih berarti untuk negeri ini, biar bersih dan gak ada lagi korupsi/suap sana sini. Gua cuma tinggal taruh itu semua, 5 cm didepan kening gua, dan genggam didalam kedua tangan yang dilipat dan berlutut mendoakan itu semua. Ya, with God anything's possible. Gua mau gantungkan semua bahkan yang tak pernah gua bayangkan kepada Dia. Amin. ¶ 4:45 PM 0 Komentar
Sekarang gua bicara diluar konteks dari apa yang udah gua tulis diatas. Secara usia, bentar lagi gua 20. Secara kedewasaan, gua akui, gua masih terus belajar. Tapi diluar itu semua, gua punya impian yang gua tancapkan di langit-langit otak gua untuk gimana caranya supaya gua raih. Baik yang HARUS gua capai sebelum gua lulus kuliah nanti, atau juga HARUS gua capai sebelum gua mati. Bukannya ngotot, tapi gua meyakini bahwa semua impian gua cuma berjarak 5 cm dari kening, dan itu, gak akan pernah lepas dari mata gua. Karena impian, cuma soal gua percaya, apa enggak.
Gua percaya kok, gua bisa selesain pelayanan gua sampai 2 tahun lagi. Gua percaya bisa selesai tepat waktu 2015 nanti. Gua percaya bisa tetep stabil dapet IP diatas 3. Gua percaya gua bisa menikmati keindahan alam Indonesia dengan mata kepala gua sendiri. Gua percaya gua bakal bisa punya studio musik sendiri. Gua percaya bisa keluar negeri dan nonton bola disana. Gua percaya gua punya jodoh yang nanti suatu hari bakal gua nikahin, Gua percaya gua bisa struggle dan survive di tempat kerja. Gua percaya gua bisa memberi sumbangsih berarti untuk negeri ini, biar bersih dan gak ada lagi korupsi/suap sana sini. Gua cuma tinggal taruh itu semua, 5 cm didepan kening gua, dan genggam didalam kedua tangan yang dilipat dan berlutut mendoakan itu semua. Ya, with God anything's possible. Gua mau gantungkan semua bahkan yang tak pernah gua bayangkan kepada Dia. Amin. ¶ 4:45 PM 0 Komentar
Dia Cuma Rindu
21 Mei 2013, 15:46. Langit sore menghiasi sempurna langit Cempaka Putih, sangat jelas terlihat walau terhalangi kaca. Beruntung sekali ia bisa selesai kelas lebih cepat, karena ada asistensi yang di-cancel. Segera ia memacu sepeda motornya dan meluncur ke 7-11, yah sekadar menunggu sore berlalu sambil internet-an.
Tanpa peduli mulut-mulut sekitar yang tak berhenti bercengkrama, dan tempat yang mulai dipadati anak-anak SMA yang baru pulang, jarinya mulai menari diatas laptop yang sangat mewakili kepribadian sang pemilik: polos, namun penuh debu. Awalnya dia sih tidak tahu, harus menulis apa. Tapi entah kenapa ia amat sangat kangen blogging. kangen waktu-waktu senggang dimana ia bisa membuka gadgetnya dan menjadikan ngeblog as a daily routinity.
Dia sadar, lagi sibuk banget akhir-akhir ini. Kegiatan dia gak cuma belajar sih, dia juga aktif melayani teman-teman siswa di sekolahnya. Tapi sekarang lebih jomplang buat ngampus, dan mulai merasa aktivitas lain seakan terlupakan. Udah mulai jarang ketemu sama mereka yang dilayanin, sama adik kelompok kecil di sekolahnya juga. walau bisa dicover sama telepon/sms, but that wasn't helping. Terlintas rindu pada dirinya untuk kembali datang, melihat senyum keceriaan, dan menyalurkan cintanya kepada mereka dan rohkris mereka.
"Ah, Tuhan. jangan bawa aku kedalam rutinitas yang kayak begini", keluhnya.
Dia mengeluh, dia blogging. Dua kata kerja yang berbeda sifat. Tapi alasannya sama: dia cuma rindu, dia yang dulu. DM
¶ 4:07 PM 0 Komentar
